Labels

captured♥ (7) diary (13) friends (5) Idol (1) paramore (1) quiz (3) quotes (4) school♥ (2) Spectrom♥ (8)

Tuesday, June 16, 2015

Terimakasih, Semesta. Terimakasih, Tuhan.

Maret 2015

Bulan Maret merupakan bulan-bulan krusial bagi kami, mahasiswa di salah satu sekolah tinggi. Karena di bulan ini genap setengah tahun kami berada di kota perantauan dan pada bulan ini juga kami mendapatkan jatah liburan selama dua minggu sebelum pengumuman Indeks Prestasi, atau sering disebut IP. Liburan dua minggu ini akan menjadi liburan yang sangat padat dan bermanfaat bagi kami yang tetap berada di kota perantauan maupun yang pulang kampung.

Di minggu-minggu pertama kami yang berada di kota perantauan disibukkan dengan acara sosialisasi ke Sekolah Menengah Atas di daerah kami. Kegiatan itu berjalan lancar, karena lumayan banyak dari siswa-siswi SMA tersebut yang tertarik dengan sekolah kami. Selang beberapa hari setelah acara sosialisasi tersebut selesai, aku, keempat teman sekosku, serta beberapa temanku yang lain merealisasikan planning liburan kami yang sempat tertunda.

Planning-planning kami seperti menjelajah kota perantauan, menonton film bersama di kos, atau bahkan hanya sekadar berkumpul dan bercerita hingga larut malam. Untuk menjelajah kota perantauan, kami pergi dari satu tempat ke tempat lain yang belum pernah kami kunjungi bahkan ke tempat yang sedang booming di kota perantauan kami ini. Kadang juga kami berwisata kuliner, tentu saja kuliner dengan harga yang pas dengan kantong mahasiswa. Yang jelas, liburan kali ini terasa sangat menyenangkan bagiku.

Namun entah kenapa disisi lain aku merasa sedih, baper, cemburu, dan campur aduk. Aku tak mengerti dengan perasaanku ini, aku merasakan itu kepada salah seorang sahabatku. Iya, dia memang sosok yang baik kepada siapapun dan menyenangkan. Tapi entah kenapa dengan sifatnya yang seperti itu aku merasa kurang nyaman. Aku merasa tidak hanya aku yang diberikan perhatiannya, merasa tidak spesial. Perasaanku semakin menjadi-jadi. Aku sering marah tanpa alasan saat melihat dia sangat akrab dan asik dengan sahabat wanitaku. Tuhan, perasaan apakah ini?

Tetapi pernah suatu saat dia benar-benar membuatku nyaman dan bahagia berada di dekatnya dan bisa seketika itu juga dia berubah sangat menyebalkan seperti yang kuceritakan sebelumnya. Semakin galau aku dibuatnya. Aku tak bisa menahan perasaanku ini sendirian, maka kuputuskan untuk bercerita kepada sahabat lelakiku yang lain. Yang dekat juga denganku seperti saudaraku sendiri. Ku ceritakan saja semua uneg-unegku tentang dia ke sahabatku itu. Tak kusangka ternyata sahabatku itu memperhatikan tingkah kami. Dan sahabatku berkata bahwa dia sepertinya juga menyimpan perasaan lain kepadaku.

Karena menurut sahabatku, dia memiliki perhatian khusus padaku. Jelas saja aku merasa sangat bahagia saat itu, tetapi disisi lain aku masih ragu dengan sikapnya padaku. Alhasil kuhiraukan saja perasaanku itu. Tidak, tidak sepenuhnya kuhiraukan, mungkin hanya 80% kubuang rasa-keingintahuan-ku itu. Sisanya masih ku gunakan sebagai pertimbangan. Biarlah semua berjalan dengan apa-adanya, tanpa ada sesuatu yang dibuat-buat.

Hari demi hari telah berlalu, masa tenggang liburan pun tinggal menghitung hari. Kali ini aku sangat deg-degan menunggu hasil IP. Perkuliahan pun dimulai. IP sudah mulai diumumkan. Aku mendapat hasil yang bisa dibilang biasa saja. Tahukah kalian, dia, sahabat lelaki yang kusayang, mendapat peringkat 5 besar paralel. Hebat sekali, aku turut senang. Tetapi tak kupungkiri juga aku merasa sedih atas hasil yang kudapat. Akhirnya kubulatkan tekad untuk fokus pada studiku dan memperbaiki segalanya.

Memasuki bulan April, perasaanku kembali berubah menjadi tak menentu. Sikapnya kepadaku semakin menunjukkan bahwa memang ada perasaan lain yang dia berikan kepadaku. Disisi lain, bulan April merupakan bulannya. Semakin bingunglah aku dibuatnya. Jujur aku bingung, karena aku belum menyiapkan apa-apa untuk memberinya kejutan. Aku bertanya kepada sahabat lelakiku dengan gupuhnya, sampai-sampai sahabatku itu menenangkanku. Baiklah masih ada beberapa hari untuk memikirkan apa yang harus aku lakukan nanti.

Suatu malam, tepatnya Selasa malam, kami –aku dan kelima sahabatku, termasuk dia- pergi ke suatu tempat makan untuk merayakan hari lahirnya. Seperti biasa aku dibonceng olehnya. Setelah kami makan dan bersenda gurau, kami memutuskan untuk pergi ke pantai menghabiskan malam saat itu juga. Pantai itu begitu indah saat itu.

Seperti biasa, kami menghabiskan waktu dengan guyonan-guyonan ala kami serta kami tak melakukan ritual wajib kami yaitu selfie. Gelapnya malam dan dinginnya suasana malam itu tak menghalangi kegembiraan kami. Tetapi jujur saja, aku merasa ada sesuatu yang mengganjal saat itu. Aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh mereka dariku, sengaja ditutup-tutupi lebih tepatnya. Tapi ya sudahlah, karena yang terpenting aku bahagia karena masih diberi kesempatan menikmati malam di pantai yang indah itu.

Hari semakin larut, salah seorang diantara kami memutuskan untu berkumpul membentuk suatu lingkaran. Dia, sahabat wanita yang kucemburui, mengingkan ada make a wish untuknya dan untuk sahabat lelaki yang kusayang. Tiba giliran dimana dia, sahabat lelaki yang kusayang, mengucapkan wishnya. Wish yang dia ucapkan seperti wish yang orang-orang ucapkan pada umumnya, mainstream kalau bahasa masa kininya. Tiba-tiba suasana menjadi sunyi. Mereka yang awalnya ramai menjadi diam dan hanya memberikan isyarat-isyarat yang membuatku bertanya-tanya.


Ternyata, dia memiliki sebuah wish yang sangat di luar ekspektasiku! Kalian tahu, dia menyatakan perasaannya kepadaku! Perasaanya yang sesungguhnya. Deg! Jantungku serasa berhenti sejenak. Oke yang tadi itu agak sedikit lebay, tetapi yang jelas aku speechless dan hanya bisa tersenyum kaku saat itu. Dia menanyakannya sekali lagi, yang akhirnya kujawab dengan sebuah anggukan dan kata “iya” dengan lirih. Sontak kami semua tertawa dan mereka memberikan ucapan selamat kepadaku dan kepadanya. Terimakasih Tuhan, Kau berikan kebahagiaan yang berlipat kepadaku malam itu. Terimakasih semesta yang telah ikut bergembira atas kebahagiaanku. Terimakasih J

No comments: